Anggota Dewan Sayangkan Bupati Jombang Anggap Protes Warga Adalah Setingan

Hari ke-13 banjir di Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, sebelum mulai surut.

JOMBANGKU.COM – Sejumlah kalangan menyayangkan statemen Bupati Jombang, Mundjidah Wahab jika protes warga terdampak banjir dinilainya setingan. Salah satunya, dari Wakil Ketua Komisi D DPRD Jombang, M Syarif Hidayatulloh atau Gus Sentoto.

Ia juga menyayangkan protes salah satu warga terdampak banjir yang terjadi saat Bupati Mundjidah Wahab melakukan kunjungan di lokasi banjir, Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang.

“Saya cuma menyayangkan kejadian semua ini. Satu sisi menyayangkan cara seorang tersebut meluapkan emosinya. Di sisi lain, menyayangkan Bupati yang menila protes itu adalah setingan,” kata Gus Sentot pada JombangKu.com, Jumat (15/01/2021).

Gus Sentot menilai, sebagai pimpinan harusnya lebih dulu dilihat asal muasalnya sebelum melontarkan statemen. Protes tersebut muncul, katanya, karena warga tersebut benar-benar kesal, capek dengan kondisi hingga dua pekan terkepung banjir.

Selain dua pekan itu, katanya, banjir di kawasan setempat merupakan langganan yang terjadi tiap tahun. Dalam kondisi ini, lanjut Gus Sentot, warga yang mengharapkan pemerintah hadir memberi solusi, belum sesuai harapan.

“Jadi luapan itu saya anggap wajar. Mungkin bahasa seperti itu, menurut Bupati dianggap kurang satun. Kalau kemudian bupati menganggap ini setingan atau apa, saya berharap ini tidak usah diperpanjang, karena saya melihat ini saatnya tidak saling menyalahkan,” imbuhnya.

Gus Sentot juga berharap pada Bupati Jombang agar tidak “gebyah uyah” menilai warganya. Ia mengatakan, penduduk Jombang adalah beragam. Tipologinya juga bermacam-macam. Sebagai pimpinan, katanya, Bupati Jombang mampu mengayomi semua.

“Saya berharap ibu Bupati menyadari kondisi di Jombang memang seperti ini. Jadi antara yang nggak sekolah sampai sekolah, semua ada di Jombang. Antara orang yang punya adab sampai yang kurang punya, juag semua ada di Jombang,” lanjutnya.

Lebih lagi, Bupati Mundjidah belum membuktikan ke publik kalau insiden itu memang benar-benar setingan seperti penilaiannya. Ia mencurigai, jika statemen protes warga terdampak banjir adalah setingan, bermula dari pembisik-pembisiknya.

“Mohon berhati-hati lagi untuk mengeluarkan statemen karena harus ada bukti. Kalau nggak ada bukti akan menimbulkan fitnah kemana-mana, ini masalah musibah banjir. Luapan amarah warga terdampak banjir coba tunjukkan yang nyeting siapa. Tapi ya sudahlah, saat ini tidak perlu saling menyalahkan, tapi kita harus mencari solusi bagaimana tahun depan tidak lagi banjir. Ini yang utama,” ungkapnya.

Seperti diketahui, Bupati Jombang Mundjidah Wahab menjadi sasaran protes warga saat meninjau banjir di Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Rabu (13/1/2021) lalu.

Siang itu sekitar pukul 12.30 WIB. seorang pria warga setempat, langsung melampiaskan amarahnya, begitu Bupati bersama sejumlah pejabat Forkopimda dan Kepala OPD Pemkab Jombang mulai masuk lokasi banjir.

Pria memakai kaus dan celana biru itu juga menantang Bupati untuk tinggal di tengah banjir selama satu minggu, agar mengetahui penderitaan warga.

“Percuma rene, ayo melbuo nek wani. Ayo melbu, nginepo nang kene sak minggu (Percuma ke sini, ayo masuk kalau berani. Ayo masuk, menginaplah di sini satu minggu),” teriak pria yang mengaku warga Dusun Beluk tersebut.

Kemudian, Mundjidah mencurigai aksi pria yang mengaku korban banjir tersebut hanya setting-an semata. Untuk itu, Bupati Jombang periode 2018-2023 ini memerintahkan Camat Kesamben menelusuri identitas pria tersebut.

“Saya cari dulu dia orang mana, rumahnya di mana, kena banjir apa tidak,” terangnya.

Mundjidah meyakini tidak ada warga Kabupaten Jombang yang berperilaku seperti itu. “Kalau warga kita sendiri tidak ada yang seperti itu. Berarti karakternya tidak akhlakul karimah. Caranya tidak manusiawi. Itu sudah bisa terbaca, Mas, setting-an saja,” tandasnya.

(hr/jk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *