JOMBANG – Acara Padhangmbulan di Desa Menturo, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, merupakan acara berdialog, diskusi atau ngaji bareng bersama Emha Ainun Najib (Cak Nun) biasa digelar setiap tanggal 15 Jawa atau malam bulan purnama.
Sangatlah berbeda kali ini pada Sabtu 16 April 2022, Maiyah Padhangmbulan akan disajikan pentas drama lakon ‘Mlungsungi’ naskah karya Emha Ainun Najib (Cak Nun) disutradarai salahnya Jujuk Prabowo.
Gelaran drama diselengarakan Teater Reriungan gabungan dari tiga generasi seniman teater Yogyakarta mulai usia 20 sampai 80 tahun rencana akan mengsugesti para Maiyah, karena ada cerita seru tentang mengupas sebagian kehidupan kita.
Naskah drama ‘Mlungsungi’ dibuat ternyata buah karya dari Cak Nun untuk membayar janji pada seorang tokoh teater yakni Aswar AN Tokoh teater sekaligus sutradara kondang sekaligus pendiri teater alam Jogjakarta.
Jujuk Prabowo tim Sutradara drama teater Mlungsungi, menceritakan, diwaktu senjang, kala itu berkumpul teman yang sudah lama jarang komunikasi, dan diberi kesempatan untuk berkumpul kembali mengenang masa lalu.
“Mlungsungi gagasan pertama ketika berkumpul teman lama yaitu mas Aswar jebolan teater alam Jogja,” terangnya. Sabtu (16/4/2022).
Setelah berkumpul secara spontan, Cak Nun terucap ingin menepati janjinya pada Aswar untuk membuatkan naskah teater yang memeng sudah pernah dijanjikan.
“Lama tidak ketemu, Cak Nun bersama teman-teman lama bertemu dengan Mas Aswar, dari pertemuan itu Cak Nun mengawali pembicaraan aku duwe utang karo kowe Bang (saya punya hutang sama kamu bang), tak bikinkan naskah buat teater Jogja, terus dari jawaban itu akhirnya terjadi kesepakatan teater reriungan berjudul Mlungsungi ini,” ungkap Jujuk.
Mengenai persiapan untuk pentas teater di Padhangmbulan ini, Jujuk mengungkapkan bahwa bersama tim, akan menampilkan yang terbaik dan berbeda dari cerita cerita teater yang sebelumnya.
“Ini akan sangat berbeda, durasi pementasan 3 jam selanjut akan di isi dengan diskusi (ngaji bareng) Cak Nun,” lanjutnya.
Terlebih lagi, pada nantinya penonton akan dibuat terpakai, karena konsep daripada drama teater ini, menggunakan pemanggungan teater rakyat, agar dapat membangun interaksi komunikatif akrab dengan penonton di Jombang.
“Kita latihan sudah lama sekitar 3 bulanan, sebagai sutradara mengamati pemain itu berbeda-beda karakter, disini (Jombang) penonton, tempat pastinya berbeda dengan di Jogja,” ungkap pemilik nama kecil Leo Irianus Juhartono sewaktu di Rumah Maiyah Menturo Jombang.