JOMBANGKU.com – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jombang dilantik oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Pelantikan dilaksanakan di aula Kantor PCNU Jombang, Sabtu (20/5/2023).
Pengurus baru PCNU Jombang yang dilantik PBNU merupakan hasil penunjukan dengan masa periode selama satu tahun, yakni masa khidmat 2023 – 2024.
Dalam struktur kepengurusan PCNU Jombang yang ditunjuk PBNU, KH Fahmi Amrullah Hadzik atau Gus Fahmi, didapuk sebagai ketua tanfidziyah.
Gus Fahmi, merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al Masruriyah (Ponpes Putri) Tebuireng dan merupakan cucu dari pendiri NU, Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari atau Mbah Hasyim.
Pembaiatan dan pelantikan dipimpin langsung Katib Aam PBNU KH Ahmad Said Asrori. Sebelumnya, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf, membacakan SK kepengurusan PCNU Jombang.
Dihadiri Rais Aam dan Ketum PBNU
Turut hadir memberikan arahan dan taujihat pelantikan yakni Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).
Sedangkan, doa dibacakan oleh pengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Tahfidzil Quran (PPRTQ) Perak Jombang.
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dalam sambutannya mengatakan, pelantikan ini sudah sesuai AD/ART dan peraturan perkumpulan Nahdlatul Ulama. Tujuan utamanya, membangun sikap sami’na wa atho’na yang diharapkan terbangun mulai dari Ranting, MWC, dan PW.
“Semua satu komando satu isyarat. Karena ini tentu yang diinginkan Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari,” kata Kiai Mif, panggilan akrab KH Miftachul Akhyar.
Hal yang sama diungkapkan Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf. “Orang mengetahui NU ini tempatnya barokah, maka tidak ada kagetnya di Jombang ini berebut berkhidmat di NU. Siapa yang tidak kepengen barokah raksasa NU,” kata Gus Yahya saat memberikan pengarahan pelantikan.

Dinamika NU Jombang
Menurut Gus Yahya, dinamika yang terjadi di Jombang adalah gambaran dari keinginan banyak orang yang ingin berkhidmat di NU.
“Kepada pengurus cabang yang dilantik, saya mengingatkan bahwa kita semua berada di sini (pelantikan) untuk berkhidmah bukan mencari keuntungan sendiri, atau golongan,” kata Gus Yahya.
NU adalah wahana berkhidmah, bukan untuk menggalang kekuasaan apalagi politik. “Saya tegaskan dinamika Jombang tidak ada sama sekali berkaitan dengan kekuasaan. Kalau ada yang menuduh ada motivasi politik saya kira yang mengarang cerita itulah yang punya keinginan untuk menggalang kekuasaan dan politik,” ujarnya.
Gus Yahya mengatakan, ada dua landasan dalam menjalankan roda organisasi NU, termasuk juga dalam menunjuk kepengurusan PCNU Jombang. Yakni, pertama bahwa keputusan ini didasarkan pada aturan tertulis yakni berpedoman pada AD/ART, peraturan perkumpulan serta peraturan organisasi lainnya.
“Juga berlandaskan tradisi yang oleh Rais Aam disebutkan sebagai thoriqoh, di dalamnya penghormatan kita pada ulama dan kiai. Jadi didasarkan juga atas arahan dan bimbingan para ulama dan kiai di Jombang,” kata Gus Yahya.
Sekjen PBNU Saifullah Yusuf mengatakan, kepengurusan hasil penunjukkan ini bersifat definitif dengan masa khidmah terbatas yakni 1 tahun. Keputusan PBNU, merujuk pada Peraturan PBNU 02/XII/2022 tentang pedoman pelaksanaan karateker kepengurusan NU.
“Struktur tugas wewenang, kewajiban dan hak sama dengan PCNU hasil permusyawaratan. Bedanya masa khidmah selama 1 tahun bukan 5 tahun,” kata Gus Ipul.
Pengurus PCNU Jombang hasil penunjukkan diisi perwakilan dari pesantren muaziz (pendiri) NU dan pesantren-pesantren di Jombang di antaranya dari Pesantren Tebuireng, Tambakberas, Denanyar dan Peterongan serta pesantren-pesantren lainnya di Jombang.
Keterwakilan pesantren pendiri NU di antaranya Ketua PCNU dijabat oleh KH Fahmi Amrullah Hadziq pengasuh Pesantren Tebuireng yang merupakan cucu Hadratus Syaikh KH Hasyim Asyari.
Struktur PCNU Jombang
Rais Syuriah PCNU dijabat KH Achmad Hasan yang merupakan pengasuh pesantren Tambakberas. Selain itu juga ada nama KH Rahmatullah Akbar, pengasuh Pesantren Darul Ulum Peterongan yang menjabat Bendahara PCNU. Dr. KH. Sholahuddin Fathurrohman yang duduk sebagai Katib Syuriyah berasal dari Pesantren Denanyar.
Di jajaran Mustasyar juga diisi kiai-kiai sepuh dari beragam pesantren besar di Jombang di antaranya KH. Masduqi Abdurrohman (pesantren Roudhotu Tahfidzil Quran Perak, Jombang), kemudian KH. Abdul Hakim Machfudz (Pesantren Tebuireng) juga KH. Taufiqurrohman Muchith (Pesantren Sunan Ampel, Jombang).
Juga ada Dr. KH. Afifuddin Dimyathi (Pesantren Darul Ulum Peterongan, penulis belasan kitab berbahasa Arab); KH. Cholil Dahlan (Pesantren Darul Ulum Peterongan); KH. Abdul Latif Malik (Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas); KH. Ahmad Tamim Romli (Pesantren Darul Ulum Peterongan); juga KH. M. Hasib Wahab (Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas).
Pelantikan yang digelar di aula PCNU Jombang kali ini sangat meriah karena dihadiri lebih dari seribu massa mulai dari pengurus NU dari beragam tingkatan dan lembaga. Turut hadir dalam pelantikan para ulama dan kiai dari beragam pesantren di Jombang; Bupati Jombang; perwakilan dari Polres, Kodim, serta DPRD Jombang. (Mhs/Red)