Masa Tenang Pilkada, Mundjidah Ziarah Makam Orang Tua dan Pendiri NU

Mundjidah Wahab saat berziarah ke makam pendiri Nahdlatul Ulama.

JOMBANGKU.com- Di masa tenang Pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jombang 2024, Mundjidah Wahab memanfaatkan waktu untuk melakukan ziarah ke makam orang tua dan pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

Secara khusus Mundjidah mengunjungi malam orang tuanya yakni KH Abdul Wahab Chasbullah dan Nyai Sa’diyah serta KH Wahab Chasbullah sang inisiator NU di lingkungan pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang.

“Masa tenang, saya berziarah ke makam-makam, berdoa. Mendoakan beliau dan memohon kepada Allah agar sebagai anak, kuat meneruskan perjuangan serta semangatnya,” kata Mundjidah, Senin (25/11/2024).

Dalam kesempatannya berjumpa awak media, ia mengatakan ayah dan ibunya selalu mengajarkan tentang kepedulian, kesederhanaan dan kegigihan dalam perjuangan di organisasi Nahdlatul Ulama. Kiprah dan jasa ayah Mundjidah memang tak hanya dirasakan bagi keluarga dan NU.

Catatan sejarah membuktikan, pendiri Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas tersebut juga berjasa besar kepada bangsa Indonesia, sebelum masa kemerdekaan, masa-masa bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan, hingga saat Indonesia mulai membangun negara usai merdeka dari penjajahan.

“Abah (Kiai Wahab) itu kan tidak ada udzur (berhenti) dalam perjuangan sampai beliau wafat, terus ibuku juga begitu sampai wafat. Sampai sekarang kakak-kakakku masih mikirkan organisasi terus,” kata Mundjidah.

Selain Kiai Wahab, Mundjidah juga mengisahkan perjuangan ibundanya Nyai Sa’diyah saat memimpin Muslimat NU. Ketika menjelang wafat sekitar usia 86, Nyai Sa’diyah yang kemudian setelah haji berganti nama Rohmah Abdul Majid membuat kotak amal untuk pengajian muslimat NU. Nah, kotak amal itu disuruh mengisi anak-anaknya kalau datang. Lalu digunakan untuk membangun kantor ranting muslimat.

“Bahkan sampai mau wafat, ibu saya itu minta kain sewek muslimat,” kata pengasuh Pondok Pesantren Al Latifiyah Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang ini.

Semangat perjuangan hingga akhir hayat itulah yang terus diwarisi Mundjidah dan keempat saudara kandungnya Machfudhoh, Hizbiyah Rochim, Hasib, dan Roqib sampai sekarang.

Menurut Mundjidah, yang dilakukannya mendasar sebagaimana dalam hadis Nabi Muhammad SAW, Khoirunnas anfauhum linnas yang artinya sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.

“Kalau kita masih mampu, kalau kita masih sehat, masih bisa kenapa kita mau berhenti, duduk-duduk mendidik santri aja, orang itu kalau sudaj banyak waktu luang, maka otak ini sudah beda. Jadi harus terus diasah hingga akhir hayat sebagai bentuk perjuangan yang bermanfaat bagi orang lain,” ujar mantan Bupati Jombang periode 2018-2023 ini.

Tidak hanya pada momen tertentu seperti jelang Pilkada, ziarah makam untuk mendoakan orang tua dan keturunannya di kompleks makam keluarga Pesantren Tambakberas Jombang kerap dilakukan Mundjidah. Selain itu Mundjidah juga sering ziarah makam pamannya KH Bisri Syansuri di kompleks makam keluar Pesantren Denanyar dan para tokoh ulama lainnya.

Diketahui, Mundjidah adalah calon Bupati Jombang. Di Pilbup Jombang, Mundjidah berpasangan dengan Sumrambah yang merupakan cawabup nomor urut 1. Adapun pasangan cabup/cawabup lainnya yakni Paslon nomor 2 Warsubi-Salmanudin Yazid. (Rai/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *