JOMBANGKU.com – Bimbingan Teknis (Bimtek) deep learning yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang pada April 2025 lalu, tujuan umumnya adalah meningkatkan kualitas tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
Plh. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jombang, Wor Windari mengungkapkan, dalam Bimtek, para peserta yang terdiri dari kepala sekolah dan guru, diajak untuk mengintegrasikan nilai-nilai penting dalam proses pembelajaran sehari-hari.
Materi Bimtek menekankan bahwa pendidikan karakter dan kesadaran lingkungan harus ditanamkan sejak dini. Sedangkan untuk membentuk generasi yang berintegritas, nilai-nilai antikorupsi juga turut disertakan.
“Peserta didik perlu dibekali karakter kuat dan kepekaan sosial sejak kecil. Melalui pendekatan deep learning, pembelajaran bisa dikembangkan lebih bermakna, aplikatif, dan relevan dengan kehidupan nyata,” ujar dia, Senin (19/5/2025).
Dijelaskan, melalui bimtek pelatihan deep learning, ratusan guru SD juga diberi pemahaman tentang pentingnya mengembangkan materi ajar yang tidak hanya kognitif. Akan tetapi juga menyentuh aspek moral, sosial, dan lingkungan hidup.
“Konsep Bumi Lestari pun menjadi bagian dari kurikulum yang disesuaikan agar mampu membentuk generasi peduli lingkungan,” jelas Wor Windari.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SD Disdikbud Jombang, Rhendra Kusuma menambahkan kegiatan ini merupakan langkah konkret dalam menyiapkan guru menghadapi tantangan pendidikan masa kini dan masa depan
“Pendekatan deep learning ini sangat penting agar proses pembelajaran tidak hanya bersifat permukaan, tapi mampu menggali pemahaman mendalam, membangun nalar kritis, dan membentuk karakter anak sejak dini,” tuturnya.
Lebih lanjut ia menegaskan para guru dibekali keterampilan untuk mengembangkan RPP dan modul ajar yang mengintegrasikan berbagai elemen penting.
“Seperti 7 kebiasaan anak Indonesia hebat, nilai-nilai antikorupsi, kompetensi hijau Bumi Lestari, serta transisi PAUD ke SD yang menyenangkan,” ulasnya menambahkan.
Berkaitan dengan pendidikan antikorupsi pada siswa SD, tak lain bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai integritas dan mencegah korupsi sejak dini.
“Hal ini dilakukan melalui berbagai cara, seperti integrasi dalam kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, dan contoh nyata dari guru dan sekolah,” tuturnya.
Salah satu bentuk yang dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar-mengajar. Yakni Pelajaran Nilai-nilai antikorupsi seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, dan rasa adil yang diintegrasikan dalam berbagai mata pelajaran. “Contoh nyata seperti kasus korupsi dan dampaknya dapat menjadi bahan pembelajaran yang menarik,” terang Kabid Pembinaan SD.
Implementasi nilai-nilai tadi, meliputi kejujuran dengan menghindari perilaku curang dan selalu bersikap jujur dalam segala hal. Lalu disiplin dengan selalu menepati janji, aturan, dan tanggung jawab.
Kemudian, tanggung jawab dengan timbulnya kesadaran dalam mengetahui dan melakukan tugas dengan baik. Serta rasa adil dengan memahami pentingnya keadilan dan keberpihakan.
“Tumbuhkan nilai-nilai integritas, jujur, adil, dan bertanggung jawab, dengan membangun kesadaran tentang bahaya korupsi dan mendorong perubahan sikap. Apabila hal itu dilakukan, lingkungan sekolah yang bebas dari korupsi bukan menjadi hal yang sulit,” pungkas Rhendra. (Rai/Red/*)