Mengejutkan! Acara Pemkab Jombang Dinilai Sebabkan Ribuan Warga Berkerumun Dimasa Pandemi Covid-19, Apa Sangsinya?

Warga
Situasi kerumunan diacara peresmian drainase dan trotoar di Jalan KH Wahid Hasyim Jombang

JOMBANG – Peresmian jalur pejalan kaki atau trotoar di Jalan Wahid Hasyim, Jombang, Jawa Timur, dimana desain hampir mirip dengan gaya Jalan Malioboro Yogyakarta, yang digelar pada Minggu 12 Desember 2021, kini menjadi sorotan warga.

Bagaimana tidak, dalam acara peresmian tersebut diduga dikemas dalam event car free night (CFN) juga bazar UMKM. Sehingga dinilai mendatangkan ribuan warga dan menyebabkan kerumunan yang mana, saat ini masih kondisi Covid 19.

Sutrisno (41) Warga Kecamatan Peterongan menceritakan disaat menghadiri peresmian tersebut sangat senang. Karena sudah ada sebuah event besar di saat Indonesia masih ribut soal Covid 19.

“Ya senang bisa melihat bazar, tapi dalam hati ya was was juga biasanya kalau ada kerumunan dibubarkan. Mungkin ini yang bikin event kan Pemkab jadi beda dengan masyarakat biasa, kalau masyarakat biasa mungkin sudah didenda bisa juga bisa diadili,” ceritanya. Selasa (14/12/2021).

Mengenai soal penindakan dari petugas atau satgas Covid soal adanya kerumunan, dirinya menegaskan soal daerah lain yang mana ada hukuman atau sangsi tidak peduli itu pejabat atau pengusaha besar kalau melanggar protokol kesehatan pastinya kena sangsi atau dibawah ke meja hijau.

“Ya kalau saya baca berita di Tegal, Jawa Tengah anggota DPRD, pada 12 Januari 2021, majelis hakim Pengadilan Negeri Tegal menjatuhkan vonis 6 bulan penjara dan denda Rp 50 juta subsider 3 bulan dengan masa percobaan 1 tahun. Sedangkan kasus Waterboom Waterboom Lippo Cikarang pengusaha dihukum dan Kapolsek dicopot dari Jabatan Kapolsek Cikarang Selatan. Kalau disini (Jombang) tidak ada sepertinya sangsi atau hukuman seperti itu,” terang Sutrisno.

Masih kata Sutrisno mengenai tidak adanya undangan atau pemberitahuan soal adanya kegiatan peresmian drainase dan trotoar tersebut. Dirinya mengetahui dari media sosial.

“Memang tidak ada undangan, namanya ada acara event besar tentunya dinilai medsos sudah ramai sebelum hari H nya. Sekarang jaman digital bukan jaman seperti dulu harus bawa mobil para toa (pengeras suara) bila ada acara besar,” ungkapnya.

Hingga berita ini ditayangkan JombangKu.com masih berusaha melakukan konfirmasi pada Satgas Pemkab Jombang terkait adanya kerumunan ribuan massa disaat pademi Covid 19 belum berakhir. (HR/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *