JOMBANGKU.com – Mars “Syubbanul Wathan” atau juga dikenal dengan lagu “Yaa Lal Wathon”, berkumandang saat pementasan wayang potehi di Eropa.
Lagu yang identik dan menjadi ciri khas Nahdlatul Ulama (NU) tersebut menjadi bagian dari pementasan wayang potehi di Italia dan Prancis.
Pimpinan Potehi Jombang Toni Harsono mengungkapkan, tim wayang potehi melakukan lawatan budaya ke eropa pada 31 Mei 2024 hingga 12 Juni 2024.
Di benua biru, wayang potehi yang bermarkas di museum potehi di kompleks Klenteng Gudo itu mengunjungi Universitas Degu di Napoli Italia dan melakukan pementasan.
Setelah 2 kali tampil di Napoli, rombongan Wayang Potehi berjumlah 10 orang itu menuju ke Prancis, tepatnya menuju Kota Paris.
Di Paris, tim wayang potehi mengikuti Sidang Umum Intangible Cultural Heritage (warisan budaya Takbenda) UNESCO dan secara khusus diminta untuk melakukan pementasan wayang.
“Selama tur eropa dalam rangka lawatan budaya, kami pentas 3 kali. Dua kali di Napoli, satu kali di Paris,” kata Toni, di sela-sela acara tasyakuran usai tur eropa, Selasa (9/7/2024).
Dia mengungkapkan, saat pentas di Eropa, tim Wayang Potehi Jombang menampilkan cerita perjuangan rakyat Indonesia melawan kolonialisme Belanda.
“Kami menampilkan cerita Geger Pecinan, menceritakan perjuangan rakyat Indonesia melawan kolonialisme Belanda,” ujar dia.
Saat mentas di Napoli dan Paris, tim Wayang Potehi juga menampilkan lagu-lagu daerah, serta lagu mars di lingkungan Nahdlatul Ulama mars “Yaa Lal Wathan”.
Menurut Toni, lagu yang populer di lingkungan NU tersebut menjadi salah satu lagu yang dipentaskan, karena liriknya penuh dengan semangat.
“Sebenarnya sudah sering kami bawakan. Tapi waktu tur kemarin, sengaja kami bawakan karena itu ciri khas NU dan identik dengan Jombang. Liriknya bagus dan penuh semangat,” ujar Toni.
Dia mengatakan, tur ke Eropa yang dilakukan tim Wayang Potehi Jombang merupakan bagian dari lawatan budaya untuk pelestarian kesenian Wayang Potehi.
Toni berharap, kesenian Wayang Potehi semakin mendunia. Dia juga berharap agar kesenian bisa terus berkembang di dalam negeri.
Untuk diketahui, Wayang Potehi merupakan kesenian dari Tionghoa yang belum cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia.
Pementasan wayang potehi dimainkan oleh satu tim yang terdiri atas lima orang, terdiri dari tiga pemain musik, satu orang dalang dan satu orang asisten.
Adapun bentuk wayang potehi, yakni berupa boneka kayu dengan kantong kain yang bersambung ke bagian kepala. (Ms/Red)