Seru, Belasan Penonton Seni Bantengan di Ngumpul Jogoroto Ikut Kerasukan

Atraksi Bantengan di Dusun Belut Desa Ngumpul Kecamatan Jogoroto, Jombang.

JOMBANGKU.COM – Kesenian bantengan, mafhum dengan berbagai atraksi dari pemain yang kerasukan makhluk gaib. Ini juga terjadi di pertunjukan seni tradisional bantengan di Dusun Belut, Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Minggu (20/12/2020) siang.

Ratusan warga tampak memadati area lapang dekat persawahan di Jalan Sunan Maulana Malik Ibrahim, untuk menonton kesenian yang memang digandrungi masyarakat ini.

Sebelum atraksi berlangsung, para pemain seni bantengan menggelar ritual dengan media sesajen. Aroma kemenyan pun menyebar seiring tiupan angin yang cukup kenceng. Ritual ini, dikenal dengan memanggil ‘Arwah Banteng’.

Dentuman musik dan lantunan lagu pengiring bernuansa religi, silih berganti mewarnai sejak pertunjukan dimulai sekitar pukul 11.30 WIB. Dan tepat tengah hari, para pemain beristirahat sejenak.

Sekitar pukul 13.00 WIB, para pemain kembali berkumpul memulai pertunjukan. Seorang pria memakai penutup kepala hitam menyerupai blangkon dan di punggung bajunya bertuliskan ‘Pecut Jombang’ ini, berdiri di depan kemenyan sembari mulutnya komat-kamit. Lebih dari 8 banteng diturunkan dalam atraksi ini.

Selang beberapa waktu kemudian, pecut itu pun mulai dihentakkan. Sontak, pemain bantengan mulai kerasukan. Atraksi pemain yang dikendalikan makhluk gaib ini pun membuat penonton semakin tertarik meski tegang.

Bukan hanya para pemain yang kerasukan, para penonton yang ditarik oleh pemain bantengan yang sudah kerasukan, ikut ‘ndadi’ alias kerasukan. Sekejap saja, penonton yang kerasukan itu ikut beratraksi bahkan mengamuk.

Belasan penonton yang ikut kerasukan, semuanya laki-laki. Sesekali para penonton bersiul. Maksudnya, untuk menaikkan semangat pemain bantengan yang kerasukan. Di saat itu pula, pemain bantengan yang mendengar siulan, langsung menembus kerumunan penonton dan mencari sumber siulan.

Ini membuat penonton sempat panik. Beruntung, para penjaga penonton sigap dan bisa meredam suasana.

Tak hanya beratraksi laiknya banteng, pemain bantengan juga ada yang beratraksi menyerupai buaya. Tanah berumput namun becek yang menjadi ‘playground’ bagi para pemain bantengan, sekujur tubuh mereka kotor oleh lumpur.

Atraksi bantengan berakhir sekitar pukul 14.00 WIB, setelah pihak Polsek dan Koramil Jogoroto membubarkan pertunjukan ini. Usut punya usut, ternyata acara ini tidak mendapat izin dari pihak berwenang.

Pihak Polsek Jogoroto, S Kholil saat dikonfirmasi JombangKu.com di lokasi, pertunjukan ini tidak memiliki izin. “Pertunjukan Bantengan ini dibubarkan Polsek dan Koramil (Jogoroto) karena rentan menyebarkan virus Covid-19,” ungkapnya, Minggu (20/12/2020).

Disinggung mengenai perizinan acara tersebut, Kholil mengatakan tidak pernah memberi persetujuan penyelenggaraan acara ini. “Kalau ada izin, tidak mungkin pihak Koramil dan Kepolisian membubarkan acara,” tegasnya. (alv/jk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *