JOMBANGKU.COM, – Dusun Kedondong, Desa Blimbing dan Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang pada awal tahun 2021 merupakan daerah terdampak banjir sekitar setengah bulan atau 15 hari.
Memang daerah tersebut menjadi langganan banjir dari tahun 2017 sejak adanya bangunan jalan Tol, lantaran air hujan biasa mengalir melintas persawahan keutara kemudian menuju sungai sungai lain, kini air hujan hanya melintas melalui Sungai Avur Watudakon.
Pemerintah sendiri sudah melakukan tindakan dengan dilakukannya normalisasi Sungai Watudakon dan pembangunan filter air tepatnya sebelum gorong-gorong Sipon yang memakan anggaran milyaran rupiah.
Akan tetapi, upaya tersebut tidak membuahkan hasil, bagaimana tidak pada awal tahun 2021 banjir makin parah dari banjir tahun sebelumnya.
Dimana banjir sebelumnya sekitar satu minggu sudah surut, kini hampir setengah bulan banjir baru mulai surut, itupun setelah dilakukan pembongkaran sebagian filter air.
“Jadi langganan banjir mulai 2017 tapi biasa paling seminggu sudah surut itupun warga masih bisa aktivitas. Ini lebih parah dari sebelumnya, warga hanya pasrah sampai darah tinggi naik karena tidak bisa bekerja, rumah banjir, kalau malam tidak bisa tidur, tanaman rusak pokoknya komplit lah,” ungkap Kasun Beluk Sistio Budianto. Minggu (17/01/2021).
Dikatakan Kasun Beluk upaya yang dilakukan pemerintah sudah baik akan tetapi ada dugaan kesalahan teknis pekerjaan seperti tidak adanya mesin hidrolik otomatis untuk membersihkan filter air bukan secara manual.
“Pemerintah lebih paham akan teknisnya seperti apa, saya sekarang fokus memulihkan mental warga saya karena mengalami banyak kerugian,” ungkapnya.
Kasun Beluk juga menegaskan kerugian material akibat banjir terlalu lama diantaranya seperti perabotan dan peralatan elektronik rusak, rumah rusak, jalan rusak serta hasil pertanian juga rusak akibat terendam banjir yang terlalu lama.
“Wah’ banyak yang ngadu, saya tidak bisa ngomong, tanaman saya juga rusak,” ungkapnya. (hr/jk).