Disdikbud Jombang Gelar Bimtek Pendidikan Inklusif untuk Guru SD

Bimtek Disdikbud Jombang
Bimtek Pendidikan Inklusif untuk guru SD diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang.

JOMBANGKU.com – Sebanyak 82 guru jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) mengikuti bimbingan teknis (Bimtek) penguatan guru sekolah dasar (SD) Inklusif untuk mengoptimalkan pengetahuan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Bimtek pendidikan inklusif tersebut diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang, di aula 2 Kantor Disdikbud Jombang. Kegiatan berlangsung selama 2 hari, dimulai pada Senin (28/11/2022) dan berakhir pada Selasa (29/11/2022).

Kepala Disdikbud Kabupaten Jombang, Senen mengungkapkan, penguatan guru dan penambahan pengetahuan terhadap guru terkait pendidikan inklusif perlu dilakukan mengingat keberadaan ABK yang sebarannya hampir merata di Kabupaten Jombang.

“Mengacu pada laporan satuan pendidikan yang ada di Kabupaten Jombang, ternyata keberadaan siswa ABK hampir merata. Untuk menjawab fakta tersebut, kami kembali menggelar bimtek penguatan guru SD inklusif,” katanya, Selasa (29/11/2022).

Dijelaskan olehnya, khusus dalam bimtek selama dua hari ini, pihaknya menghadirkan tenaga pendidik dari 82 lembaga pendidikan dasar di Kota Santri. Jumlah tersebut, merupakan sisa dari bimtek serupa yang digelar pada bulan September lalu.

Pada September 2022, Bimtek serupa sudah dilaksanakan oleh Disdikbud dengan jumlah peserta mencapai ratusan guru. Adapun Bimtek yang digelar kali ini, diikuti para guru yang belum berpartisipasi dalam kegiatan sebelumnya.

Mantan Kepala BKP PP itu menuturkan, Disdikbud telah menetapkan 22 SD sebagai penyelenggara layanan inklusif. Namun, setelah proses penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2022/2023, tingkat kebutuhan sekolah yang menerima sisa difabel ternyata harus ditambah.

“Nah, setelah tahapan PPDB tahun ajaran 2022/2023 ternyata kebutuhan satuan pendidikan inklusif harus ditambah. Oleh karena itu, persiapan tenaga pengajar harus disiapkan,” ujar Senen.

Dalam Bimtek yang digelar oleh Bidang Pembinaan SD tersebut, masing-masing peserta menerima paparan 3 materi dasar. Materi tersebut meliputi materi pengenalan ABK, mekanisme pembelajaran ABK, hingga evaluasi pembelajaran ABK.

Setelah mengikuti Bimtek pendidikan inklusif, Senen berharap agar guru dapat menerapkan ilmu yang diperoleh kepada peserta didik difabel yang ada di sekolahnya. Poin akhir yang ingin dicapai, kesetaraan proses pendidikan bagi semua generasi penerus bangsa.

“Melalui bimtek ini, kami secara khusus berharap agar tidak ada disparitas pendidikan bagi generasi penerus bangsa. Olehnya usai menjalani bimtek, semua tenaga pengajar dapat langsung menerapkan ilmu yang didapat ketika kembali ke sekolah,” katanya.

Dia menambahkan, seiring dengan diterapkannya kurikulum Merdeka bagi semua jenjang pendidikan, Disdikbud Jombang memang belum bisa menyediakan guru inklusif. Hal itu terjadi karena terkendala anggaran.

Solusi yang diterapkan selama ini, dengan menggandeng paguyuban seperti yang sudah diterapkan di beberapa sekolah. “Sejauh ini memang dinas belum bisa menyediakan tenaga pengajar inklusif, karena keterbatasan biaya. Kondisi paling nyata, honor yang bisa diberikan hanya sebesar Rp. 300.000., per bulan,” tutur Kadisdikbud. (HER/Ant/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *