Teatrikal Kekejaman Romusha Tampil Dalam Pawai Karnaval di Desa Pucangsimo

Pawai Romusha
Teatrikal kekejaman Romusha ditampilkan dalam pawai karnaval memperingati HUT ke-77 Kemerdekaan RI, di Desa Pucangsimo, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang, Sabtu (27/8/2022). (Foto: JombangKU/HR)

JOMBANGKU.com – Peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan RI, di Desa Pucangsimo, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang, dimeriahkan dengan pawai karnaval, Sabtu (27/8/2022).

Pawai karnaval yang menjadi wujud semarak kemerdekaan bangsa Indonesia di Desa Pucangsimo, terasa makin meriah dengan beragam penampilan kreatif peserta pawai.

Pandangan mata ratusan hingga ribuan pengunjung dimanjakan dengan berbagai penampilan yang unik, inspiratif maupun yang menghibur.

Diantara penampilan peserta pawai, terdapat satu penampilan dalam bentuk teatrikal, menampilkan adegan kekejaman tentara Jepang saat menjajah tanah air.

Drama kekejaman Romusha ditampilkan kelompok pawai dari warga RW 09 Desa Pucangsimo. Sebanyak 50 orang terlibat dalam teatrikal tersebut.

Teatrikal yang menceritakan kekejaman tentara Jepang di masa pemberlakuan Romusha itu, tak pelak menyita perhatian pengunjung.

Pertunjukan dan alur cerita dalam teatrikal Romusha, menceritakan kerja paksa yang diterapkan penjajah Jepang terhadap masyarakat indonesia untuk pembangunan rel kereta api.

Di sepanjang rute pawai karnaval, para pemain memperagakan situasi buruk yang dialami rakyat Indonesia yang dipaksa membangun rel kereta api.

Terkait teatrikal kekejaman Romusha, Ketua RW 09 Desa Pucangsimo, H Masduki mengatakan, pertunjukan tersebut bertujuan untuk mengingatkan kepada masyarakat terhadap beratnya perjuangan para pahlawan untuk memerdekakan Indonesia dari penjajahan.

Pertunjukan tersebut diharapkan bisa menjadi sarana bagi masyarakat untuk melakukan refleksi maupun motivasi untuk mengisi kemerdekaan dengan kegiatan-kegiatan positif.

“Ini kami tampilkan sebagai media edukasi dan refleksi, bahwa kemerdekaan yang kini kita nikmati saat ini adalah buah dari jasa para pahlawan yang telah mendahului kita” kata Masduki.

Pawai karnaval di Desa Pucangsimo dilengkapi dengan pertunjukan peserta lain yang menampilkan tarian tradisional, drum band, maupun gerak jalan.

Selain itu, diantara peserta pawai ada yang menampilkan pakaian adat, tumpeng hasil pertanian, hingga arak-arakan patung raksasa. (HR/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *