ABK Tersebar Hampir Merata, Disdikbud Jombang Bekali Guru dan Tunjuk 22 SD Inklusif

Kadisdikbud
Senen Kadisdikbud Kabupaten Jombang

JOMBANGKU.com – Sebaran keberadaan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang hampir merata di Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Jombang, memunculkan tantangan tersendiri. Untuk menjawab tantangan tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang mengambil serangkaian kebijakan penanganan.

Selain telah menetapkan 22 satuan pendidikan sebagai sekolah inklusif, Disdikbud juga terus membekali tenaga pendidikan dengan pengetahuan dasar dalam menangani peserta didik difabel.

Kepala Disdikbud Kabupaten Jombang, Senen mengatakan, anak berkebutuhan khusus merupakan anak-anak luar biasa. Jika ditangani dengan baik, potensi maupun bakat terpendam dari sang anak bakal bisa dikembangkan.

Menyadari hal itu, pihaknya memberikan pembekalan terhadap guru terkait pendidikan inklusif, serta menyiapkan berbagai upaya agar pelaksanaan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus bisa lebih optimal.

“Perlu kami tekankan jika ABK merupakan anak-anak luar biasa, hanya treatment-nya yang berbeda. Kami berkeyakinan, dalam diri mereka memiliki bakat terpendam yang butuh untuk diasah,” kata Senen, Selasa (29/11/2022).

Selain membekali para tenaga pendidikan tentang pendidikan inklusif, Disdikbud Jombang juga mengeluarkan serangkaian kebijakan untuk mendukung tumbuh kembang siswa. Kebijakan itu diantaranya menunjuk 22 SD sebagai sekolah inklusif.

“Khusus untuk memberikan dukungan terhadap peserta didik difabel, kami telah menunjuk 22 SD sebagai sekolah inklusif. Seiring hampir meratanya keberadaan ABK, kami telah merampungkan bimbingan teknis (Bimtek,red) terhadap ratusan tenaga pendidik,” ujar Senen.

Ratusan pelatihan terhadap ratusan tenaga pengajar tadi dilakukan berjenjang. Pelatihan dimulai pada bulan September lalu, dilanjutkan kegiatan serupa pada akhir bulan November tahun ini.

“Untuk bulan September, ratusan guru telah kami berikan paparan materi. Setelah mengetahui kebutuhan tenaga pendidik masih ada, kami melanjutkan dengan bimtek serupa yang berakhir hari ini,” ungkap Kepala Disdikbud Jombang.

Bimtek Disdikbud Jombang
Bimtek Pendidikan Inklusif untuk guru SD diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang.

Daftar Sekolah Inklusif
Untuk menangani anak berkebutuhan khusus (ABK), Disdikbud Jombang menunjuk 22 SD sebagai sekolah inklusif. Puluhan sekolah tersebut, yakni SDN Bedahlawak, SDN Ngusikan 2, SDN Megaluh, SDN Galangdowo 1, serta SDN Karangmojo 2.

Kemudian, SDN Mentaos, SDN Ngampungan, SDN Ceweng, SDN Kudubanjar, SDN Grobogan 2, serta SDN Losari 1 dan SDN Mangunan 2.

Berikutnya, SDN Ngoro 2, SDN Betek 1, SDN Jombatan 1, SDN Jombok 2, SDN Peterongan 1, SDN Jogoroto, serta SDN Perak 2 dan SDN Kayen 1.

Kepala Disdikbud Jombang menjelaskan, kedua puluh SD tersebut melayani siswa dengan kategori slow learner atau lambat belajar.

“Sedangkan SDN Sumobito 3, melayani lambat belajar dan autisme. Satu-satunya SD swasta yang ditunjuk sebagai sekolah inklusif yakni SD Plus Darul Ulum Kecamatan Jombang melayani slow learner dan autisme,” ungkap Senen.

Dalam hal penanganan ABK, jelas dia, tugas guru nantinya sebagai tenaga pendamping. Tugas tersebut merupakan bagian tidak terpisahkan atas identifikasi yang dilakukan sebelumnya.

“Nantinya guru bakal menjadi pendamping ABK dalam menjalani kegiatan belajar-mengajar. Prioritas yang kami tekankan yakni mengasah ketrampilan terpendam yang dimiliki, sementara prestasi akademik dinomorduakan,” jelas Senen.

Diakui olehnya, sampai saat ini tenaga pengajar masih kesulitan untuk mengidentifikasi jenis kebutuhan khusus yang harus ditangani. Sementara, jika hal itu terjadi maka secara otomatis satuan pendidikan bakal kesulitan untuk menentukan mekanisme pembelajaran yang harus diterapkan.

“Kendala yang dihadapi oleh satuan pendidikan dan guru saat ini yakni proses identifikasi siswa difabel. Padahal poin itu sangat penting, dalam menentukan treatment yang bakal diterapkan,” tuturnya.

Khusus untuk mengurai kebuntuan itu, Disdikbud Jombang menggelar Bimtek pendidikan inklusif untuk guru SD. Setelah mengikuti Bimtek pendidikan inklusif, guru diharapkan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh kepada peserta didik difabel yang ada di sekolahnya. (HER/Ant/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *