JOMBANG – Adanya kegiatan normalisasi Sungai Tenggor, tepatnya Desa Madiopuro Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Dikeluhkan pengguna jalan.
Bukan tanpa sebab, pasalnya tanah bekas normalisasi yang mana seharusnya difungsikan untuk tanggul atau dinding penahan sungai diangkut menggunakan dam truk ke beberapa lokasi ada sebagian diduga dijual ada juga digunakan untuk fasilitas umum desa, namun dalam pengangkutannya ada tanah yang jatuh ke jalanan sehingga membuat licin jalanan serta kalau kering jalanan penuh dengan debu berterbangan.
“Ya debu kayak begini kalau ada angin, itu tanah liat jatuh diaspalan,” terang Suyadi pengendara yang melintas. Selasa (5/7/2022).
Terlebih lagi, ungkap Suyadi, bila pagi hari kalau tanah liat yang menempel diaspalan terkena air embun, jalan raya sekitar jembatan Sungai Tenggor sangatlah licin.
“Itu tanahnya dipindahkan menggunakan dam ada yang buat urukan ada dugaan dijual, tidak dibuat tanggul lagi, katanya lagi diurukan ke lahan desa yang rencana dijadikan wisata desa. Ada dugaan juga warga yang membeli seharga 250 ribu sampai 300 ribu tergantung jauh dekatnya. Katanya seperti itu bisa tanya di warung tempat ngumpul para supir dan pekerja normalisasi,” ungkapnya.
Suyadi berharap dari dinas terkait untuk membersikan tanah liat yang menempel di aspal jalan raya agar pengguna jalan tidak terdampak.
“Ini sangat bahaya untuk pengendara, saya mendukung kegiatan normalisasi ini, tapi tidak juga harus merugikan pengendara akibat debu,” paparnya.
Sementara, Bayu Pancoro Adi Kadis PUPR Kabupaten Jombang menjelaskan bahwa kegiatan normalisasi Sungai Tenggor bukan kewenangannya hanya saja pihaknya ikut mengawasi.
“Itu proyek BBWS bukan PUPR Jombang,” jelasnya.
Mengenai jalan raya berdebu serta licin bila terkena air dampak daripada aktivitas pengangkutan tanah bekas normalisasi, pihaknya akan berkoordinasi dengan BBWS.
“Terimakasih infonya, saya kontak PPKnya terkait debu,” pungkas Bayu. (HR)