GP Ansor Jombang: Riyanto Sosok Insipirator, Patut Dijuluki Pahlawan Kemanusiaan

Nama almarhum Riyanto, anggota Banser yang meninggal terkena ledakan bom saat malam misa Natal, yang kini diabadikan menjadi nama jalan di Mojokerto.

JOMBANGKU.COM – Malam misa Natal, tentunya mempunyai kenangan tersendiri bagi Barisan Ansor Serbaguna (Banser). Bagaimana tidak, 20 tahun silam tepatnya tanggal 24 Desember 2000, Anggota Banser bernama Riyanto asal Kota Mojokerto meninggal dunia karena terkena ledakan bom.

Malam itu, lelaki kelahiran Kediri 19 Oktober 1975 ini membantu polisi dan TNI mengamankan malam misa Natal di depan Gedung Sidang Jemaat Pantekosta di Indonesia (GSJPDI) Eben Haezer, Mojokerto.

Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Jombang, Zulfikar mengingatkan pada Banser di seluruh Indonesia, agar tetap mengaplikasikan toleransi umat beragama guna kedamaian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Memang di dalam GP Anshor, kader Anshor dan Banser ini mendapatkan bekal mengenai beberapa komitmen untuk senantiasa dijaga, dilakukan dan diwujudkan saat berproses dalam organisasi di tengah masyarakat atau secara kebangsaan atau internasional,” jelasnya. Kamis (24/12/2020).

Zulfikar mengatakan, seluruh kader Ansor dan Banser selalu mengenang almarhum Riyanto yang gugur menyelamatkan ratusan orang, saat ikut mengamankan malam misa Natal di depan gereja bersama Polri dan TNI.

“Almarhum Riyanto ini memang tidak ubahnya sebagaimana kader Banser lain, baik dalam keseharian, aktivitas ekonomi, kehidupan di tengah masyarakat dan keaktifan berhikmat dalam organisasi GP Ansor, yang selalu berkomitmen menjaga NKRI,” paparnya.

Almarhum Riyanto, lanjut Zulfikar, merupakan anggota Banser yang selalu memaknai intisari tugas Banser sendiri. Salah satunya yakni menjaga persatuan tanpa membedakan suku, ras dan agama.

“Berbicara tentang sahabat kami almarhum Riyanto, komitmen itu menjadi sangat betul-betul terwujud, berbicara kebangsaan nampak sahabat kami (Riyanto) memiliki jiwa yang sangat baik dan memaknai menjaga saudara yang bukan sesama iman, menjaga toleransi unat beragama,” ungkapnya.

Untuk itu, katanya, Riyanto patut dijuluki pahlawan kemanusiaan, pahlawan kebangsaan. Karena rela berkorban demi saudara sebangsa, meskipun bukan saudara kandung dan seiman.

“Riyanto ini adalah sosok yang menjadi teladan juga menjadi inspirator kepada sahabat. Alhamdullilah namanya diabadikan sebagai nama jalan di Mojokerto, dan almarhum Gus Dur waktu itu juga memberikan penghargaan kepada almarhum Riyanto. Untuk itu guna mengenang jasanya kami mengirim doa dan memberikan santunan kepada keluarga almarhum,” ungkap Zulfikar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *