JOMBANGKU.COM – Seorang pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang, diduga terpapar Covid-19. Namun pihak rumah sakit tidak kunjung mengeluarkan hasil swab kedua dan akhirnya pasien meninggal dimakamkan mengikuti protokol Covid-19.
Dari keterangan keluarga seorang pasien Covid-19 tersebut, mengeluhkan hasil swab kedua tidak kunjung keluar hingga membuat status kematian pasien diambang ketidakpastian.
Karena dinilai lambannya hasil swab membuat keluarga duka diambang kesedihan. Dimana adat warga setempat orang muslim meninggal, keluarga ikut memakamkan sedangkan kalau pemakaman Covid-19, keluarga hanya menyiapkan liang lahat tidak boleh mengikuti prosesi pemakaman.
Pasien tersebut, adalah seorang wanita inisial M warga Candimulyo, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Jawa Timur, waktu itu masuk RSUD Jombang dengan keluhan pada paru-paru serta diabetes.
Dengan gejala tersebut, M dimasukkan ruang isolasi dengan hasil swab pertama dinyatakan negatif Covid-19 dimana hasil tersebut keluar pada hari kedua setelah pasien masuk RSUD Jombang tepatnya pada 12 Desember 2020.
“Hasil swab pertama dinyatakan negatif, namun masih nunggu hasil swab kedua baru bisa keluar dari ruang isolasi,” ungkap Dian anak M, pada JombangKu.com. Selasa (12/01/2021).
Dian menyayangkan hasil swab kedua yang dijanjikan dua hari kemudian akan diketahui hasilnya namun tidak kunjung keluar.
Hingga empat hari kemudian kesehatan pasien M menurun dan dalam keadaan kritis, hasil swab kedua masih tidak kunjung keluar.
“Setiap jam konsultasi, perawat hanya memberikan hasil swab pertama dan beralasan hasil swab kedua belum keluar karena pihak RSUD Jombang kehabisan reagen atau cairan kimia yang digunakan untuk tes Covid-19 di laboratorium,” papar Dian.
Genap seminggu di ruang isolasi, pada Jumat 18 Desember 2020 malam, pasien M menghembuskan nafas terakhir dan pihak keluarga masih belum tahu kepastian dari hasil swab kedua.
Pasien M keluar dari RSUD Jombang dengan status mengalami penyakit menular Covid-19 kasus probable.
Lebih lebih lagi, pihak keluarga diminta untuk melaksanakan pemakanan dengan protokol Covid-19 dan menandatangani sejumlah berkas.
“Enggak tahu karena keadaannya yang sedang hectic atau bagaimana, saya tidak diberikan surat apapun saat mengeluarkan jenazah ibu saya. Saya hanya diminta untuk tanda tangan beberapa berkas, salah satunya surat pernyataan persetujuan tindakan pemulangan jenazah menggunakan prosedur Covid,” lanjut Dian.
Sebelumnya, Dian sempat diberikan surat penolakan melakukan pemakaman dengan protokol Covid-19, namun bila menolak maka pihak keluarga harus melakukan konfirmasi tiga pilar.
“Saat itu sudah malam, dengan pertimbangan keluarga besar akhirnya kami memutuskan untuk menyetujui menggunakan protokol Covid-19. Kasihan ibu juga kalau menunggu terlalu lama dan mengumpulkan tiga pilar itu menurut saya bakal ribet,” imbuhnya.
Dian berharap kejadian serupa tidak terjadi pada pasien Covid-19 lain, karena hal tersebut membuat keluarga terbebani dan dinilai membuat pusing kepala.
Saat ditanya mengenai hasil swab kedua apakah sudah keluar setelah pemakaman jenazah, Dian bercerita sempat berdebat dengan pihak rumah sakit.
“Awalnya agak alot, saya bahkan meminta bantuan seorang kenalan yang ada di dalam RSUD, tapi sayang masih belum bisa keluar hasil swabnya,” terangnya.
Masih penjelasan Dian, bahwa pihak rumah sakit, waktu itu bilang reagennya habis.
“Alasannya kerena reagen dari pusat memang habis jadi harus dilakukan swab ulang, sementara pasien sudah dimakamkan. Kan nggak mungkin harus digali ulang untuk melakukan swab ulang,” ungkap Dian, sambil menahan nafas saat menceritakannya.
Dian menambahkan, pihak RSUD Jombang juga pernah mengatakan pasien dimakamkan dengan protokol Covid-19 karena parameter seorang pasien dinyatakan positif atau negatif Covid-19 bukan hanya dari hasil swab.
“Meski sempat dibuat bingung dengan situasi tersebut, Dian mengaku lega dengan hasil swab negatif dan berharap kejadian serupa tidak pernah dirasakan oleh pasien Covid-19 lainnya,” ungkap Diah.
Hingga berita ini ditayangkan JombangKu.com masih mencoba klarifikasi ke pihak RSUD Jombang dan dinas terkait.
(alv/hr/JK)