Nenek Takut Dicovidkan, RSUD Jombang: “Pasien Lebih Dulu Jalani Screening”

Kartin sedang diinfus
Kondisi Kartin (60) warga Jalan Halmahera V D1, Kelurahan Kaliwungu Jombang

JOMBANGKU.COM – Tidak semua pasien yang berobat di RSUD Jombang diklaim mengarah ke Covid-19 atau dicovidkan. Ada tahapan berupa screening yang harus dilalui setiap pasien saat berada di Unit Gawat Darurat (UGD) sebelum masuk kamar RS.

Hal ini diungkap Humas RSUD Jombang, dr Fery Dewanto saat dikonfirmasi terkait perempuan lajut usia (lansia) bernama Katin (60) warga Jalan Halmahera, Kelurahan Kaliwungu, Kecamatan/ Kabupaten Jombang, yang memilih menjalani perawatan di rumahnya dengan meminta bantuan seorang mantri kesehatan.

“Sebenarnya kami lebih dulu melakukan pemeriksaan screening pada pasien di UGD RSUD Jombang. Tim kami sudah kita jelaskan soal itu,” kata dr Fery kepada JombangKu.com melalui sambungan telepon, Rabu (13/1/2021).

Screening awal dilakukan, lanjutnya, untuk mengetahui apakah pasien tersebut mengarah ke gejala Covid-19 atau tidak. Sehingga, penempatan pasien saat perawatan di kamar yang ada di RSUD Jombang, tidak bercampur.

“Jika mengarah ke Covid-19, maka pasien akan dirawat di ruang khusus atau ruang isolasi. Jika tidak, ya dirawat di kamar umum sesuai sakit yang diderita pasien. Pemisahan ruang ini agar tidak terjadi penularan,” paparnya.

Dengan begitu, dr Ferry mengimbau agar calon pasien tidak perlu khawatir atau takut jika hendak berobat di RSUD Jombang. Sejauh ini, kata dia, jumlah pasien non Covid-19 juga banyak yang melakukan perawatan medis atau rawat inap di RSUD Jombang.

“Jika pun mengarah ke Covid-19 itu kan sudah jelas. Ada foto rontgen-nya, ada tesnya, juga ada klinisnya. Jadi kita tidak mungkin menyampaikan ini Covid jika tidak ada dasarnya,” jelas dr Ferry.

Pihaknya juga menyarankan agar pasien melakukan perawatan ke Puskesmas terlebih dulu. “Di Puskesmas juga bisa dilakukan apakah pasien tersebut mengarah ke Covid-19 atau tidak,” pungkasnya.

Seperti diberitakan, Kanti (60) saat ini terbaring sakit di tempat tidur kamar rumahnya dengan infus di tangannya. Ia memilih menjalani perawatan medis dengan memanggil mantri kesehatan, lantaran sudah dua kali ditolak di RS swasta, yakni RS M dan RS P.

Awalnya lansia ini ke RS M untuk berobat pada Selasa 12 Januari 2021. Namun ditolak. “Bilangnya tidak menerima pasien rawat inap dan dokternya off dan disarankan ke RSUD,” kata Asnan Setiawan (37) menantu Katin, Rabu (13/01/2020).

Sebab ditolak, Kanti pun menuju RS P yang sama-sama berada di Jombang Kota. “Di RS P sekitar pukul 17.30 tidak ditangani, hanya ditensi dan isteri saya minta ditangani. Tapi jawaban dari perawat yang jaga boleh rawat inap tapi harus diisolasi dengan nada ngak enak di hati. Ya wajar, saya datang menggunakan becak bukan mobil, mungkin beda pelayanan kalau saya naik mobil Alphard,” lanjutnya.

Kemudian, sektiar pukul 18.36 WIB, Kartin menuju ke RSNU Jombang. Di sana ia langsung menjalani cek kesehatan di laboratorium dan hasilnya Anti Sars-Cov 2 non reaktif. Hanya saja, ia tidak bisa rawat inap karena kamar dalam kondisi penuh.

“Di RSNU langsung dilakukan tes lab. Berhubung kamar penuh, dokter bilang ibu (mertua) sakit darah tinggi, kurang makan, makanya badannya lemas. Karena kamar penuh, akhirnya saya meminta bantuan mantri kesehatan untuk merawat di rumah saja. Tidak ke RSUD Jombang karena takut dicovidkan, karena cerita-ceritanya seperti itu,” pungkas Asnan.

Baca Sebelumnya: Nenek Asal Jombang Sakit Pilih Dirawat di Rumah, Menantu: Takut Dicovidkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *